| Menteri
 Kehutanan Zulkifli Hasan bersama Wakil Bupati Cianjur Dr. H. Suranto, 
MM dan Wakil Duta Besar Selandia Baru Ian Brownlie didampingi Plt. 
Dirjen PHKA Sony Partono dan Kepala Balai Besar Taman Nasional Gunung 
Gede Pangrango serta jajaran Kemenhut dan Muspida setempat, membuka 
acara pesta rakyat dan Festival Sarongge dengan memukul kentongan bambu. 
Acara
 yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 29 Juni 2013 
tersebut,bertempat di Kampung Sarongge, Desa Ciputri, Kecamatan Cianjur.
 yang merupakan desa penyangga yang perbatasan dengan kawasan Taman 
Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP).  Dalam
 kesempatan kunjungan ini, setelah transit di Saung Sarongge, Menhut dan
 rombongan diajak berjalan kaki sambil menikmati indahnya hamparan kebun
  teh Sarongge, serta berdialog dengan pekerja di sepanjang jalan yang dilalui. Menhut juga menyempatkan diri mengunjungi sejumlah
 lokasi usaha masyarakat sarongge, seperti: usaha pembibitan tanaman 
stroberi, peternakan kambing serta kerajinan sutera rakyat dengan 
melihat proses pembuatan kain sutera. Usaha rakyat tersebut merupakan 
implementasi dari program Adopsi pohon yang telah dilaksanakan sejak 
tahun 2008 oleh Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) bekerjasama dengan Green Radio. Dengan disambut tarian Lengser yang dibawakan oleh anak-anak Sekolah Dasar Nyalindung (sekolah binaan Balai
 besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango), Menhut bersama rombongan 
memasuki arena Acara Festival Sarongge yang akan berlangsung dari 29 
Juni-1 Juli 2013. 
Sebelum
 acara pembukaan, Menhut menyempatkan mengunjungi ke stand bazaar 
dilokasi festival yang menyuguhkan berbagai produk hasil usaha 
masyarakat setempat, seperti: beberapa aneka makanan, hasil kerajinan 
dan seni, pa kaian batik dan produk lainnya . Menhut
 dalam kata sambutannya menyambut baik dan memberikan apresiasi dengan 
gagasan festival Sarongge tahun 2013 ini, dengan harapan mudah-mudahan 
acara ini dapat bermanfaat dan akan menjadi agenda tahunan dalam rangka 
memperkenalkan desa konservasi wisata dan budaya masyarakat setempat. 
(Red-Humas-072013) | 
| Pada
 tanggal 21-23 Juni 2013 bertempat  di Jogja Expo Center (JEC) 
Jogjakarta, Balai Besar Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (BBTNGGP) 
mengikuti kegiatan pameran Obyek Wisata 2013 Nusantara yang 
diselenggarakan oleh feraco event organizer bekerjasama dengan 
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. 
Keikutsertaan
 BBTNGGP pada pameran ini sangat penting dan strategis karena sebagai 
salah satu obyek wisata alam di Jawa Barat yang sering dikunjungi oleh 
lebih kurang 60.000-80.000 orang/tahun ini. Kawasan TNGGP memiliki obyek
 dan daya tarik wisata yang mempesona dan sangat diminati oleh 
pengunjung dari berbagai kalangan. Selain itu kegiatan pameran tersebut 
 juga merupakan sarana untuk menyampaikan informasi dan promosi wisata 
alam kepada masyarakat, melalui materi yang disajikan dalam bentuk 
display dan penyampaian komunikasi langsung yang dilakukan oleh 
interpreter. Pada
 pameran kali ini BBTNGGP menampilkan materi tentang kondisi umum, 
program pengembangan wisata alam dan paket-paket wisata alam yang 
terdapat di kawasan TNGGP.  Paket wisata tersebut antara lain seperti 
wisata pendakian, wisata menanam, wisata pendidikan, wisata minat 
khusus, wisata berkemah dan dunia rekreasi. 
Berdasarkan
 hasil  penilaian dari tim penilai yang diumumkan pada penutupan 
pameran, BBTNGGP  mendapatkan anugerah penghargaan sebagai stand paling 
kreatif. Penilaian tersebut diberikan karena menurut tim penilai BBTNGGP
 dipandang telah menampilan stand  yang  kretaif  baik dilihat dari 
penampilan desain stand, maupun materi serta atraksi-atraksi yang 
ditampilkan seperti; dengan menampilkan kostum badut menyerupai macan 
dan burung yang dipakai oleh anak-anak. Sementara
 itu  berdasarkan  pengisian buku tamu, lebih kurang 1000 orang telah 
mengunjungi stand BBTNGGP. Minat dan antusias pengunjung datang ke stand
 BBTNGGP menurut mereka, karena  selain bahan informasi yang disajikan 
sangat beragam, juga stand BBTNGGP dinilai sangat baik dari penampilan 
desain stand maupun displaynya.  
Untuk 
pameran selanjutnya  diharapkan BBTNGGP bisa menampilkan paket-paket 
wisata lainnya yang lebih menarik dengan dilengkapi interpreter yang 
lebih atraktif dalam penampilan dan cara komunikasi. Semoga kegiatan 
pameran ini dapat bermanfaat untuk sosialiasi program pengembangan 
BBTNGGP secara umum dan pengembangan wisata alam secara khusus. 
(Red-Humas-062013) | 
| 
Posted: 05 Jun 2013 08:05 AM PDT Bambu
 Kirisik Merupakan salah satu Aliens Spesies yang berada di kawasan 
Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, yang pertumbuhannya sangat baik 
sekali di beberapa blok yang ada dikawasan khususnya di kawasan blok 
Pasarean Resort PTN Mandalawangi Bidang PTN Wilayah I Cianjur. Maka pada bulan Mei 2013 PEH (Pengendali Ekosistem Hutan) yang berada di Bidang PTN Wil I Cianjur mengadakan sebuah kegiatan yaitu Eradikasi Invasive Aliens Spesies (IAS) yang difokuskan pada jenis Bambu Kirisik selain tujuannya untuk menghambat semakin luasnya pertumbuhan jenis bambu ini masuk kedalam kawasan, didalam kegiatan ini juga dimaksudkan bagaimana cara memanfaatkan hasil eradikasi ini dapat dijadikan sebuah metode pendidikan lingkungan bagi anak-anak sekolah disekitar kawasan taman nasional. Langkah awal dalam kegiatan ini adalah pembuatan formula penghambat pertumbuhan akar pada bambu kirisik, formula ini terbuat dari ekstrak daun pinus, daun cemara, babadotan, babakoan, bawang putih dan kunyit. Selanjutnya menuju lokasi tumbuhnya bambu kirisik yang sudah ditentukan titik ikat pada patok batas TN 2693 dan koordinat 721718 - 9253949. Pada proses eradikasinya dilakukan dengan mencabut bambu kirisik sampai akarnya, selanjutnya bambu kirisik yang sudah dicabut langsung diangkut keluar kawasan dan dirapikan dengan diikat untuk selanjutnya akan dimanfaatkan menjadi berbagai kerajinan yang bernilai ekonomi. Pada lokasi bekas eradikasi bambu kirisik dibuat sebuah plot pengamatan pada lokasi eradikasi IAS sebanyak 3 plot ukuran 5 x 5 m, Pada plot 1 dan plot 2 dilakukan pencangkulan pada tanahnya untuk mengeluarkan sisa-sisa akar bambu kirisik yang masih tertinggal. Pencangkulan tanah pada plot 1 dan plot 2 untuk mengeluarkan sisa akar bamboo yang tertinggal yang nantinya akan diberi perlakukan dengan penanaman jenis endemik yaitu Puspa dan Janitri serta dengan pemberian cairan formula yang telah dibuat sebelumnya. Pada plot 1 diberi perlakukan dengan melakukan penanaman jenis tumbuhan endemik, pada plot 2 diberikan perlakukan pemberian formula penghambat pertumbuhan akar bambu kirisik dan pada plot 3 tidak diberikan perlakuan sama sekali. Pemanfaatan hasil eradikasi tumbuhan bambu kirisik : 
 Rencana tindak lanjut dari kegiatan ini: 
 | 
Rabu, 03 Juli 2013
TAMAN NASIONAL
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
TAMAN NASIONAL
Menteri Kehutanan Membuka Acara Pesta Rakyat dan Festival Sarongge Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bersama Wakil Bupati Cianjur D...
- 
BAB VII ROTASI DAN REVOLUSI BUMI Rotasi Gb. Contoh rotasi Rotasi adalah perputaran benda pada suatu sumbu yang tetap, misalnya perputaran g...
- 
BAB I KOSMOGRAFI 1. Pengertian Kosmografi Kosmografi adalah bagian ilmu bintang, yang mempelajari keadaan-keadaan yang telah ada di jagad ra...
- 
Menteri Kehutanan Membuka Acara Pesta Rakyat dan Festival Sarongge Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan bersama Wakil Bupati Cianjur D...
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar